8.23.2015

Rupiah tersendat, harga barang melesat

Di tengah melemahnya nilai mata uang rupiah yang sampai dengan saat ini 23 Agustus 2015 mencapai Rp 13.940,00, kiranya apa manfaatnya memahami nilai tukar rupiah? Dulu tak pernah terfikir, sekarang harus mulai berfikir. Masyarakat Indonesia harusnya mulai melek dengan fenomena rupiah, khususnya masyarakat desa? Ada yang tanya, “apa urusanya nilai tukar rupiah dengan hidup ini, naik turunpun tidak ada yang peduli” begitulah masyarakat pada umumnya. Sekarang, di saat rupiah akan menyentuh angka Rp 14.000,00, masyarakat mulai menjerit “dolar naik”. Baru menyadari, harga barang sudah banyak yang naik.

Kiranya apa dampak dari nilai dari kurs mata uang kita terhadap harga barang. Sedeharhana saja, bahwa transaksi keuangan hari ini telah melewati batas-batas wilayah dengan adanya globalisasi. Negara kita banyak melakukan perdagangan dengan negara-negara lain dan ukuran nilai mata uang yang digunakan adalah “Dollar”. Dengan naiknya nilai mata uang terhadap dollar maka akan diikuti dengan naiknya harga barang, karena kita membeli impor kita dengan nilai dollar yang nilainya semakin tinggi. Hal yang paling mencolok terlihat pada harga Barang IT atau Kendaraan Bermotor. Misal harga mobil dihargai dengan harga 11.000 U$. Pada saat nilai mata uang rupiah menyentuh Rp13.000,00 harga mobil tersebut di Indonesia adalah sebesar Rp 143.000.000,00 selanjutnya dengan melemahnya nilai mata uang menjadi Rp14.000,00/1U$ maka harga mobil tersebut menjadi Rp154.000.000,00 terjadi kenaikan sebesar Rp 11.000.000,00. Pertanyaannya adalah apakah kenaikan dollar terhadap rupiah ini berpengaruh pada satu jenis produk saja. Jawabnya tidak?. Kenaikan dollar terhadap rupiah ini tidak hanya berpengaruh pada harga mobil saja, tetapi pada harga daging sapi, yang sapinya kita impor dari Australia, Kenaikan dari Harga terigu, Kenaikan dari harga daging  ayam, kenaikan dari harga beras dan kebutuhan pokok yang lainnya. Kalau sudah ada kenaikan barang, masih adakah masyarakat yang bilang “tidak ada pengaruh”. Heran jadinya.

0 komentar: