12.15.2011

Analisis Laporan Keuangan (analisis pada aktivitas operasi perusahaan)

Analisis Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan laba/rugi pada periode akutansi. Pada bahasan ini mencakup;
  1. Pengukuran laba
Secara konseptual akuntansi akrual mengkonversi kas menjadi suatu pengukuran yang secara prinsip mendekati laba ekonomi. Namun perlu diingat laba ekonomi berbeda dengan arus kas, karena laba ekonomi mempertimbangkan arus kas kini dan arus kas masa depan.
1)      Konsep Pengukuran laba
Laba merupakan ringkasan hasil aktivitas operasi usaha yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba merupakan pengukuran atas perubahan kekayaan pemegang saham (Perubahan nilai) maupun estimasi laba pada masa depan.
Namun perlu untuk dibedakan antara laba akuntansi dan laba ekonomi
    1. Konsep laba ekonomi
Laba ekonomi biasanya merupakan aruskas ditambah dengan nilai wajar dari aktiva. Berdasarkan definisi ini laba mencakup baik komponen yang sudah direalisasi (arus kas) maupun yang belum (laba atau rugi kepemilikan). Dengan kata lain laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham. Laba ekonomi mengukur dampak keuangan terhadap seluruh kejadian secara komprehensif yang ada di dalam perusahaan atau organisasi. Namun demikian perlu diperhatikan adalah dalam laba ekonomi meruapakan gabungan dari laba untuk kompenen berualang dan laba untuk komponen yang tidak berulang. Atas hal itu laba ekonomi tidak bermanfaat untuk meramalkan kondisi di masa yang akan datang, hal ini dikarenakan kompenen laba yang digunakan adalah komponen laba yang tidak berulang, sedangkan untuk peramalan tingkat pengembalian di masa yang akan datang atas saham yang telah diinvestasikan.

    1. Konsep laba akuntansi
Laba akuntansi mungkin terlihat serupa dengan laba ekonomi, namun laba akuntansi (Accounting income) merupakan produk lingkup laporan keuangan yang melibatkan standar akuntansi yang beberapa diantaranya memiliki arti ekonomi tetapi untuk yang lainnya mungkin tidak. Dengan adanya standar ini memungkinkan adanya estimasi yang berbeda pada kasus yang sama. Suatu transaksi yang sama memungkinkan diperlakukan berbeda oleh suatu perusahaan. Standar akuntansi juga memberikan kesempatan pada seorang untuk mempercantik angka akuntansi, dengan adanya standar ini menjadikan distorsi akuntansi dapat terjadi.

Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual yang mencakup baik aspek ekonomi maupun aspek permanen. Namun bukan merupakan pengukuran laba langsung, laba akuntansi mengalami masalah pada pengukuran, hal ini dikarenakan laba akuntansi yang disajikan terkadang tidak mencerminkan realitas ekonomi yang ada.

Konsep laba menjadikan hal penting bagi pemangku stakeholder atau pemegang kepentingan dalam perusahaan mulai dari karyawan, manajemen, pemegang saham sampai dengan debitor ataupun kreditor perusahaan. Untuk itu penting mengetahui bagaimana laba dapat diukur atau diketahui. Laba akuntansi dapat diketahui dengan menghasilkan pendapatan dan mengurangi dengan beban atau biaya yang dikeluarkan.
a.       Pengakuan pendapatan (Revenue Recognition)
Pendapatan diakui apabila Pendapatan telah terjadi atau dapat direalisasi (realiazed or realizable) dan pendapatan telah dihasilkan (earned). Untuk pendapatan telah terjadi atau dapat direaliasi suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen handal untuk mendapatkan kas seperti piutang yang sah. Untuk pendapatan telah dihasilkan (earned) terjadi ketika perusahaan telah menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai.

b.      Pengaitan beban (Expense Matching)
Ketika pendapatan telah diakui untuk menghitung laba, biaya yang berkaitan dengan pedapatan harus diakui (pengaitan beban). Untuk menjadi perhatian bahwa belanja harus diakui saat keterjadian bukan saat kas keluar terjadi.

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan laba ekonom berbeda dengan laba akuntansi, beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut;
a.       Konsep laba alternatif
Konsep lana ekonomi sangat berbeda dengan konsep laba permanen. Pembuat standar akuntansi menghadapi dilema yang besar dalam hal ini, termasuk pilihan menggunakan laba akuntansi atau laba permanen. Laba ekonomi menjadikan pengukuran secara menyeluruh baiak komponen yang berulang maupun yang tidak berualang sedangkan laba permanen menyajikan komponen berulang saja tidak menyajikan komponen yang tidak berulang. Kepentingan atas pengunaan kepentingan yang berbeda atas konsep yang digunakan, untuk laba ekonomi akan menyajikan seluruh laba yang diperoleh oleh arus kas saat ini dan masa depan hal ini sangat berfungsi untuk menilai suatu perusahaan, sedangkan laba permanen penting karena penggunaannya mampu menghasilkan nilai dari pengembalian pemegang saham di masa yang akan datang. Atas dilema ini menjadikan pengukuran laba akuntansi tidak konsisten, misal untuk imbal hasil pensiun menggunakan laba permanen sedangkan untuk efek menggunakan laba ekonomi.

b.      Biaya historis
Pengukuran laba berdasarkan biaya historis memperlihatkan perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi. Penggunaan laba menggunakan pengukuran biaya historis mempengaruhi laba dnegan dua cara yaitu;
a)      biaya penjulan terkini tidak tercermin pada laporan laba rugi yaitu jika digunakan metode persediaan FIFO
b)      keuntungan dan kerugian aset tetap yang belum direalisasi tidak dapat diakui.

c.       Basis transaksi
Laba akuntansi biasanya mencerminkan dampak transakdi. Dampak ekonomi yang tidak disertai transaksi yang wajar sering kalit tidak dipertimbangkan. Misalnya kontrak pembelian tidak diakui sebelum transaksi pembelian terjadi.

d.      Konservatisme
Konservativisme atau kehati-hatian dalam akuntansi mengharuskan pengakuan langsung kejadian yang menurunkan laba, meskipun belum terdapat transaksi yang mendasarinya misalnya penuruanan persediaan dan aset tetap. Namun untuk pengakuan dampak kejadian yang meningkatkan laba harus ditunda sampai dengan realisasi atas pendapatan tersebut terjadi.

e.       Manajemen laba
Manajemen laba seperti income smoting, atau pengurasan laba pada tahun tertentu menjadikan laba yang dihasilkan aleh akuntansi menjadi terdistorsi, hal ini menjadikan laba akuntansi jauh dari realitas ekonomi yang ada.

2)      Pengkuran Laba akuntansi
Seperti pada pembahasan sebelumnya untuk menghitung laba dilakukan dengan mengakui pendapatan dan biaya yang terkait. Oleh karena itu laba akuntansi menjadikan pendapatan atau keuntungan dan beban atau kerugian bagian dari komponen untuma dalam penyajian laba akuntansi.
a.       Pendapatan dan keuntungan
Pendapatan (revenue) merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau yang akan diperoleh dari aktivitas usaha yang berlangsung. Sedangkan keuntungan (gains) merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau akan diperoleh yang berasal dari transaksi atau kejadian yang tidak terkait dengan aktivitas usaha perusahaan yang sedang berlangsung.

b.      Beban dan kerugian
Beban (expenses) merupakan arus kas keluar yang terjadi atau arus kas keluar yang akan terjadi yang berasal dari aktivitas perusahaan yang masih berlangsung. Sedangkan kerugian (lose) merupakan penurunan aktiva bersih perusahaan yang berasal dari aktivitas sampingan perusahaan atau insedental.

3)      Alternatif pengukuran laba
Terdapat dua alternatif pendekatan pengukuran laba akuntansi pada alternatif pertama adalah mengenai komponen pengukuran berdasarkan laba operasi dan laba non operasi, alternatif yang kedua adalah pengklasifikasian komponen laba berdasarkan bisa tidaknya laba tersebut berulang yang membagi laba berdasarkan komponen laba berulang dan tidak berulang. Pengukuran laba ini begitu penting terkadang orang membedakan pengklasifikasian berdasarkan hasil operasi dan non operasi terkadang pula membedakan berdasarkan komponen berulang dan tidak berulang.
Dalam laporan keuangan kebanyakan menyajikan secara terpisah atas hasil operasi dan non operasi. Terdapat komponen berulang yang biasanya menjadi bagian operasi perusahaan, dan komponen berulang pada bagian kegiatan non operasi yang dilakukan oleh perusahaan.

0 komentar: