12.15.2011

Analisis Laporan Keuangan (Part 1)

  1. Pengenalan aktiva lancar
Aktiva lancar merupakan sumber daya perusahaan atau klaim perusahaan atas sumber daya yang langsung dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan. Siklus operasi perusahaan merupakan suatu siklus dimana sejumlah kas atau setara kas diinvestasikan menajdi persediaan, kemudian dijadikan kas kembali melalui proses penjualan. Siklus operasi digunakan untuk membedakan aktiva(Kewajiban) lancar dan tidak lancar. Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan akan dijual, ditagih, atau digunakan sealama satu tahun atau satu siklus operasi mana yang lebih panjang. Contoh dari aktiva lancar adalah kas, setara kas, efek, surat berharga, persediaan, biaya di bayar dimuka.

Untuk analisis penting diketahui tentang aktiva lancar dan kewajiban lancar. Hal ini berkaitan dengan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar atau biasa kita sebut modal kerja (Working Capital).
Modal kerja sangat penting bagi perusahaan, namun apabila salah perhitungan menjadi hal yang dilematis juga.
Contoh untuk hal ini adalah banyak perusahaan mencoba untuk mengurangi aktivitas investasi perusahaan misal dengan mengurangi persediaan. Dengan mengurangi persediaan maka modal kerja menjadi lebih besar, misal kebijakan dengan penggudangan dialihkan menjadi model Just In Time, artinya penyediaan persediaan dalam gudang menjadi lebih kecil. Namun dengan hal ini bukan tanpa resiko, dengan menggunakan model Just in time memang akan mengurangi biaya penyimpanan persediaan, tapi juga diikuti dengan peningkatan harga pokok persediaan, hal ini dikarenakan perusahaan tidak bisa memainkan atau mengambil untung dengan membeli persediaan pada waktu murah dan menjual pada waktu harga naik. Dalam hal ini memerlukan banyak perhatian.
Hal yang kedua yang menjadi perhatian adalah banyak perusahaan menggunakan kewajiban lancar untuk membiyai investasi perusahaan pada jangka pendek. Artinya dengan peningkatan jumlah profitabilitas perusahaan dengan pembiayaan pada utang jangka pendek apabila siklus operasi lebih cepat dari siklus liquiditasnya maka kemungkinan perusahaan akan kurang liquid, atau mengalami masalah pada likuiditasnya.  Untu itu perlu untuk mendapat perhatian lebih mengenai hal ini.  Berikut ini pembahasan bagian dari aktiva lancar (Current asset)

a.      Kas dan setara kas
Kas merupakan aktiva yang paling liquid. Kas dapat berupa uang kas, deposito, cek, tabungan dll. Konsep Likuiditas (Liquidity) penting bagi analis laporan keuangan. Likuiditas dapat diartikan sebagai jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan atau jumlah kas dan setara kas yang akan dimiliki perusahaan dalam periode singkat misal kurang dari satu bulan. Likuiditas memberikan fleksibilitas untuk memanfaatkan kondisi perubahan pasar dan untuk reaksi atas tindakan pesaing. Likuiditas juga mencakup kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

Perlu mendapat perhatian banyak perusahaan yang memiliki posisi keuangan yang kuat tetapi menghadapi masalah pada likuiditasnya. Umumnya perusahaan yang dinamis memiliki tingkat likuiditas  yang cukup tinggi untuk memanfaatkan kesempatan dan untuk bereaksi terhadap perubahan ang cepat pada lingkungan yang kompetitif.

Perlu mendapat perhatian terhadap kas dan setara kas adalah sejauh mana kas diinvestasikan pada efek ekuitas karena ketika diinvestasikan akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan nilai yang tergantung pada perkembangan pasar. Yang kedua adalah penggunaan kas dan setara kas untuk saldo kompensasi (Compensating balance) untuk mendukung suatu perjanjian atau sebagai jaminan utang.

b.      Piutang (receivables)
Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau dari pemberian pinjaman. Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal dari penjulan produk atau barang dan jasa secara kredit.

Analisis pada piutang usaha adalah terletak pada penyajian yang dilakukan. Untuk penyajian akun piutang usaha berpengaruh pada akun di dalam neraca dan arus laba perusahaan. Penyajian di dalam neraca mengharuskan pengungkapan penuh piutang (Full disclousure). Pengungkapan penuh ini menjadikan piutang yang dimiliki perusahaan harus disajikan secara penuh dan menyeluruh. Selain menyajikan piutang secara menyeluruh perusahaan juga wajib menerapkan konservatifme artinya ada bentuk kehati-hatian perusahaan dalam menyajikan piutang usaha. Tentunya di dalam piutang usaha yang disajika oleh perusahaan terdapat piutang yang telah jatuh tempo, terlambat jatuh tempo, piutang asli, piutag yang tidak tertagih. Untuk itu dalam menerapkan prinsip konsevatifisme perusahaan haru menyajikan cadangan penyisihan piutang tak tertagih.

Penyusunan cadangan penyisihan piutang tak tertagih didasarkan atas pengalaman dari prusahaan, kompleksitas perusahaan, perkembangan bisnis dan lingkungan bisnis.

Resiko yang terjadi pada penyajian piutang adalah resiko Kolektibilitas (Ketertagihan) artinya dalam setiap piutang yang terjadi terdapat resiko piutang tersebut tidak terbayarkan. Dan hal tersebut harus disajikan dalam laporan keuangan untuk menyisihkan cadang piutang tak tertagih atas piutang yang dimiliki.

Dengan menyajikan piutang yang tak tertagih berarti harus membebankan dalam laporan laba rugi atas penyisihan cadangan piutang tak tertagih.

Untuk jurnalnya sebagai berikut;

Piutang usaha                                                                   Rp xxx,-
      Penjualan                                                                                Rp xxx,-
(Mencatat akun piutang usaha atas penjualan)

Piutang karyawan                                                            Rp xxx,-
       Kas                                                                                        Rp xxx,-
(Mencatat akun piutang karyawan)

Beban Penyisihan Piutang tak tertagih                          Rp xxx,-
      Cadangan Penyisihan Piutang tak tertagih                          Rp xxx,-
( Mencatat akun cadangan penyisihan piutang tak tertagih)

Hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai keaslian piutang. Untuk mendukung keandalan dari piutang perusahaan adalah dengan memlihat kebijakan kredit yang diberikan oleh perusahaan. Biasanya kebijakan kredit yang diberikan perusahaan dapat dilihat pada catatan atas laporan keuangan. Diharapkan kebijakan atas laporan keuangan terjadi pengetatan atas laporan keuangan. Kebijakan kredit yang semakin ketat akan mampu menghasilkan kualitas yang lebih tinggi dari piutang, atau resiko piutang menjadi rendah. Sebaliknya bila piutang yang dihasilan dari kebijakan kredit yang tidak ketat akan menyebabkan kualitas dari piutang yang rendah yang akan menghadapi resiko kolektibilitas piutang yang tinggi.

Hal lain mengenai piutang adalah mengenai hal pengembalian barang setiap hasil penjualan yang dilakukan. Analisis perlu memperhatikan atas hak pengembalian barang yang dilakukan oleh perusahaan.

Perhatia lain dari piutang pada dekade ini adalah penyajian anjak piutang (Factoring). Piutang dapat dijual dengan recource atau tanpa recource (jaminan kolektibilitasnya). Pada kasus ini piutang tidak dapat disajika pada perusahaan yang menjual piutang dimana resiko dari ketidak tertagihan dan hak atas piutang tersebut telah dialihkan pada pihak lain.  

c.       Biaya dibayar dimukan (prepaid expense)
Beban dibayar dimuka merupakan pembayaran dimuka atas jasa atau barang yang belum diterima. Beban dibayar dimuka biasa dikelompokan dalam aktiva lancar karena mencerminkan jasa yang diberikan yang untuk penggunaannya tidak membutuhkan aktiva lancar lainnya. 

0 komentar: