Kewajiban
didefinisikan sebagai kemungkinan pengorbanan masa depan dari manfaat ekonomi
yang timbul dari kewajiban sekarang dari kesatuan tertentu utnuk mentransfer
aktiva atau jasa produktif tertentu ke kesatuan yang lain dimasa depan sebagai
hasil dari tansaksi atau kejadian masa lalu (Kieso;140).
Dengan demikian
kewajiban memiliki karakteristik sebagai berikut;
- Merupakan kewajiban sekarang yang
diikuti dengan penyelesaian melalui kemungkinan transfer masa depan atau
penggunaan kas, barang atau jasa
- Harus memunyai kewajiban yang tidak
dapat dihindarkan
- Transaksi atau kejadian lain yang
menimbulkan kewajiban itu harus telah terjadi.
Kewajiban dapat
diklasifikasikan menjadi dua katagori utama yaitu kewajiban lancar dan kewajiban
tidak lancar. Banyak para ahli atau praktisi memisahkan kewajiban jangka
panjang dengan kewajiban jangka pendek menggunakan periode akuntansi. Namun
tidak banyak ahli yang menggunakan
pemisahan ini menggunakan siklus operasi perusahaan. Akan menjadi analisis
tersendiri apabila kita memandang siklus akuntansi ini hal ini dikarenakan
siklus operasi perusahaan berbagai macam bentuknya. Terdapat siklus operasi
yang digunakan perusahaan berjangka pendek mulai dari satu bulan, tiga bulan,
enam bulan, atau lebih dari satu tahun. Permasalahan akan muncul apabila
perusahaan memiliki siklus operasi yang melebihi batas periode akuntansi yaitu
satu tahun, diperlukan analisis lebih mendalam terhadap akun utang jangka
pendek dengan utang jangka panjang.
Definisi konseptual:
Baik aset maupun
liabilitas atau hutang diklasifikasikan berdasarkan umurnya baik untuk
likuiditasnya maupun solvabilitasnya. Kewajiban atau aset jangka panjang atau
jangka pendek diklasifikasikan berdasarkan umur dari aset atau hutang tersebut.
Pengklasifikasikan berdasarkan likuditas untuk aset dan tanggal jatuh tempo
dari hutang tersebut, diklasifikasikan berdasarkan mana yang lebih panjang
antara periode akuntansi dalam menyusun laporan keuangan atau siklus operasi
perusahaan, yang digunakan adalah mana yang lebih panjang dari keduanya. Siklus
operasi adalah periode waktu yang berlalu antara akuisisi barang dan jasa yang
terlibat dalam proses pabrikasi dan realisasi kas akhir dar penjualan atau
penagihan berikutnya.
Dengan demikian
kewajiban lancar dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban yang likuidasinya
dapat diperkirakan dengan layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang
jatuh tempo dalam waktu siklus operasi atau kurang dari satu tahun mana yag
lebh lama. Sedangkan aktiva lancar adalah kas atau aktiva lain yang dapat
diperkirakan layak untuk dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam
operasi di dalam siklus operasi atau dalam waktu satu tahun mana yang lebih
lama (Kieso;141).
Penilaian Kewajiban Lancar
Secara teoritis
kewajiban harus dinilai berdasarkan dilai sekarang dari pengeluaran kas masa
depan yang diperlukan untuk melikuidasikannya. Tetapi dalam prakteknya
kewajiban biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan penuh pada
nilai jatuh temponya.
Klasifikasi Kewajiban Lancar
Kewajiban
merupakan kemungkian pengorbanan masa depan yang timbul dari kewajiban yang
diakibatkan dari transaksi masa lalu. Akibat kemungkinan akan masa yang akan
datang maka kewajiban perusahaan ada yang dapat dipastikan atau ditentukan
jumlahnya namun ada yang tidak dapat ditentukan jumlahnya atau dapat dikatakan
kewajiban kontejensi.
Kewajiban Lancar yang Dapat Ditentukan
Kewajiban lancar
yang dapat ditentukan dalam katagori ini adalah kewajiban yang dapat diukur
secara tepat jumlah kas yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban dan tanggal
pembayaran atau pemenuhan yang telah pasti. Kewajiban dapat ditentukan berbeda
dengan kewajiban kontijensi kewajiban dapat ditentukan merupakan kewajiban yang
kenyataan kewajiban tersebut telah terjadi dan jumlahnya dapat ditentukan
sedangkan kewajiban kontijensi masih belum dapat ditentukan.
Adapun beberapa
hutang yang dapat ditentukan adalah sebagai berikut;
-
Hutang dagang
Hutang dagang (account payable or
trade account payable) merupakan saldo yang terutang kepada pihak lain
untuk barangbarang, perlengkapan, dan jasa-jasa yang dibeli secara kredit
(Kieso;143). Hutang dagang timbul karena kesenjangan waktu antara penerimaan
jasa atau akuisisi hak aktiva dan pembayaran untuknya. Periode pelunasan kredit
ini biasanya ditemukan dalam persyaratan penjualan misalnya 2/10, n/30 atau 1/10, EOM).
-
Wesel bayar
Kewajiban dalam bentuk janji tertulis yang diklasifikasikan sebagai
kewajiban lancar lainnya adalah wesel dagang, wesel pinjaman jangka pendek, dan
bagian dari wesel jangka panjang yang jatuh tempo dalam jangka pendek.
Wesel dagang (trade notes payable)
merupakan jumlah nominal yang belum dibayarkan dari promes/janji hutang kepada
pemasok barang, jasa atau peralatan. Dalam beberapa industri dan golongan
pelanggan tertentu promes diisyaratkan
sebagai bagian transaksi sebagai ganti perluasan kredit normal atau
kredit lesan. Biasanya baik tanggal jatuh tempo maupunjumlah pengeluaran
diperlukan untuk memnuhi promes itu termuat didalam wesel tersebut. Untuk
perhitungan biasa yang digunakan adalah perhitungan jika wesel tersebut
berbunga.
Wesel Pinjaman Jangka Pendek
Wesel pinjaman jangka pendek kepada bank atau perusahaan merupakan
kewajiban lancar dan umumnya terjadi akibat pinjaman secara tunai. Apabila
wesel tersebut merupakan wesel berbunga maka perusahaan wajib untuk mencatat
dan melaporkan dalamm laporan keuangan setiap hutang bunga yang harus
dibayarkan dan mencatat wesel bayar tersebut sebagai kewajiban pada nilai
nominalnya (jumlah pokoknya).
Bagian dari hutang jangka
panjang yang telah jatuh tempo
Bagian dari obligasi, wesel hipotik, dan hutang jangka panjang lainnya yang
jatuh tempo dalam tahun fiskal berikut dilaporkan dalam kewajiban lancar. Apabila
hanya sebagian dari hutang jangka panjang itu harus dibayarkan dalam waktu
kurang dari satu tahun seperti halnya obligasi berseri yang akan ditarik
melalui serangkaian angsuran tahunan, bagian dari hutang jangka panjang yang
dilaporkan sebagai kewajiban lancar, sedangkan untuk saldo sisa dari hutang
jangka panjang merupakan bagian dari hutang jangka panjang.
Bagaian dari hutang jangka panjang yang merupajan bagian dari periode
berjalan tidak dapat dilaporkan sebagai hutang lancar dikarenakan tiga hal
pertama kewajiban tersebut akan dilunasi dengan aktiva yang akan diakumulasikan
untuk tujuan yang secara layak tidak diperlihatkan sebagai bagian dari aktiva
lancar, kedua kewajiban jangka panjang yang menjadi kewajiban jangka pendek
akan didanakan kembali atau dilunasi dengan menerbitkan utang baru, yang ketiga
bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode berjalan akan
dikonversi menjadi modal saham.
-
Kewajiban jangka pendek yang diperkirakan
didanakan kembali
Kewajiban Jangka pendek adalah hutang yang dijadwalkan akan jatuh tempo
dalam jangka waktu setahun sesedah tanggal neraca perusahaan atau dalam siklus
operasi perusahaan mana yang lebih panjang. Ada kemungkinan utang jangka pendek
yang dimiliki perusahaan akan didanakan kembali baik dengan bentuk menerbitkan
utang dengan periode yang lebih lama atau menerbitkan utang untuk periode
akuntansi.
Kewajiban jangka pendek yang diperkirakan didanakan kembali menjadikan
permasalahan tersendiri hal ini berkaitan dengan masalah klasifikasi dari akun
kewajiban ini apakah kewajiban ini diakui sebagai kewajiban jangka pendek
ataukah diakui sebagai kewajiban jangka panjang. Terhadap permasalahan ini
profesi menetapkan kriteria otoritatif untuk menentukan situasi-situasi dimana
kewajiban jangka panjang dapat secara layak dikeluarkan dari kewajiban lancar.
Perusahaan disyaratkan untuk mengeluarkan kewajiban jangka panjang dari
kewajiban lancar jika dua kondisi dibawah ini dapat terpenuhi;
a.
Perusahaan
harus bermaksud mendanakan kembali kewajiban tersebut atas dasar kewajiban
jangka panjang
b.
Perusahaan
harus memperlihatkan kemampuan untuk mengadakan pendanaan kembali tersebut.
Perusahaan bermaksud mendanakan kembali atas dasar jangka panjang berarti
perusahaan bermaksud mendanakan kembali kewajiban jangka panjang itu sedemikian
rupa sehingga penggunaan modal kerja tidak diperlukan lagi pada tahun fiskal
atau dalam waktu siklus operasi. Kemampuan untuk mengadakan pendanaan kembali
dapat diperlihatkan dengan;
a.
Benar-benar
mendanakan kembali kewajiban jangka pendek dengan menerbitkan kewajiban jangka
panjang atau sekuritas ekuitas sesudah tanggal neraca tetapi sebelum neraca
diterbitkan.
b.
Mengadakan
perjanjian pendanaan yang secara jelas memungkinkan perusahaan mendanakan
kembali hutang itu atas dasar jangka panjang pada syarat-syarat yang siap dapat
ditentukan.
Apabila perusahaan melakukan pendanaan kembali atas utang jangka pendek
menjadi utang jangka panjang maka perusahaan melakukan reklasifikasi akun
hutang jangka pendek menjadi hutang jangka panjang.
Dalam melakukan pendanaan kembali hutang atas hutang jangka pendek menjadi
hutang jangka panjang perusahaan harus mempertimbangkan kondisis berikut ini;
a.
Pernjanjian
tersebut tidak dapat dibatalkan bagi setiap pihak dan harus melebihi siklus
operasi normal perusahaan atau satu tahun mana yang lebih panjang
b.
Pada
tanggal neraca dan pada tanggal penerbitan, perusahaan harus dalam keadaan
tidak melanggar perjanjian
c.
Pemberi
pinjaman atau investor diperkirakan secara financial mampu memenuhi perjanjian.
Perusahaan perlu mengungkapan atas pendanaan kembali hutang jangka pendek
menjadi hutang jangka panjang dalam catatan atas laporan keuangan. Adapun hal
yang perlu diungkap adalah sebagai berikut;
a.
Penjelasan
umum mengenai perjanjian pendanaan
b.
Persyaratan
dari kewajiban baru yang akan terjadi dan yang baru terjadi
c.
Persyaratan
dari setiap ekuitas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan.
-
Hutang
deviden
Hutang deviden tunai adalah jumlah terutang oleh sebuah perseroan kepada
para pemegang sahamnya sebagai hasil dari otorisasi dewan komisaris. Pada
tanggal pengumuman deviden perusahaan memikul kewajiban menempatkan pemegang
saham menjadi kreditur sejumlah deviden yang telah diumumkan.
-
Deposito
yang dapat dikembalikan
Kewajiban lancar suatu perusahaan mencakup deposito kas yang dapat
dikembalikan yang diterima dari pelanggan dan karyawan. Deposito dapat diterima
pelanggan untuk menjamin pelaksanaan kerja suatu kontrak atau jasa atau sebagai
jaminan untuk menutup pembayaran kewajiban masa depan yang diperkirakan. Sebagai
contoh untuk pemasangan telefon biasanya pelanggan membayar sejumlah deposit
uang untuk jaminan untuk pemasangan biaya telepon.
-
Kewajiban
pada penjualan dimuka tiket, kupon dan sertifikat
Banyak perusahaan melakukan promosi dengan memberikan jaminan setelah
tanggal pembelian. Transaksi ini berbentuk kupon, tiket, ataupun sertifikat.
Dengan adanya promosi maka akan menimbulkan dapak pada perusahaan, dampak ini
meliputi dampak kewajiban jangka pendek yang mungkin terjadi pada perusahaan. Penjualan
tiket, kupom dan sertifikat ini dicatat dengan mendebet perkiraa pendapatan
ditangguhkan atau pendapatan diterima dimuka. Neraca atau posisi keuangan harus
menunjukan kondisi yang sebenarnya dari perusahaan, laporan laba rugi juga
harus menunjukan hasil operasi perusahaan. Pada saat klaim akan kewajiban
tersebut perusahaan mendebet kewajiban dengan pendapatan yang ditangguhkan atau
pendapatan dikreditkan dengan mengkreditkan pendapatan dan biaya atas promosi
yang ditentukan.
-
Pajak
penjualan
Pajak penjualan atas pengalihan kekayaan pribadi yang berwujud dan atas
jasa-jasa tertentu harus ditagih dari pelanggan dan diserahkan kepada
pemerintah. Atas penerimaan tersebut terdapat perkiraan kewajiban untuk pajak
yang ditagih kepada pelanggan namun belum disetor. Adapun pencatatan sebagai
berikut
Kas atau piutang dagang Rp
xxx,-
Penjualan Rp
xxx,-
Uang Muka Pajak Pertabahan
Nilai (PPN) Rp
xxx,-
(Jurnal untuk mencatat
penjualan dengan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai)
Namun tidak semua perusahaan menyajikan bersih sejumlah penjualan yang
dimiliki. Banyak perusahaan melakukan metode kotor dalam menyajikan penjualan
yang didalamnya terdapat pajak penghasilan. Untuk perusahaan yang menyajikan
dalam metode kotor maka perusahaan mencatat sejumlah pajak penghasilan dengan
mendebet penjualan yang dilakukan.
Penjualan Rp
xxx,-
Uang Muka Pajak Pertabahan
Nilai (PPN) Rp
xxx,-
(Jurnal untuk mencatat
penjualan dengan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai)
-
Pajak
kekayaan (Pajak Bumi dan Bangunan)
Pemerintah menerapkan kewajiban pajak kepada penduduk melalui pajak bumi
dan bangunan, perusahaan menyikapi hal ini dengan melakukan pencatatan terhadap
kewajiban pajak bumi dan bangunan ini. Adapun jurnal yang mungkin terjadi
mencatat transaksi pajak bumi dan bangunan adalah sebagai berikut;
Beban Pajak Bumi dan Bangunan Rp
xxx,-
Utang Pajak Bumi dan
Bangunan Rp
xxx,-
(Jurnal untuk mencatat pajak
bumi dan bangunan yang terhutang)
Utang Pajak Bumi dan Bangunan Rp
xxx,-
Utang Pajak Bumi dan Bangunan di Bayar dimuka Rp xxx,-
Kas Rp
xxx,-
(Jurnal untuk mencatat
pembayaran pajak bumi dan bangunan yang terhutang dan pembayaran pajak dimuka)
Beban Pajak Bumi dan Bangunan Rp
xxx,-
Pajak Bumi dan Bangunan di
bayar dimuka Rp
xxx,-
(Jurnal untuk mencatat beban
pajak bumi dan bangunan)
-
Hutang
pajak penghasilan
Kewajiban atas pajak penghasilan timbul karena perusahaan memiliki
penghasilan yang dikenakan pajak oleh pemerintah. Besaran tarif pajak satu
dengan negara lain berbeda-beda.
-
Kewajiban
yang bertalian dengan karyawan
Jumlah-jumlah yang terhutang kepada karyawan untuk gaji dan upah pada akhir
periode akuntansi dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Selain masalah gaji
pos-pos berikut yang berkaitan dengan kompensasi karyawan seringkali dilaporkan
sebagai kewajiban lancar adalah sebagai berikut
pemotongan gaji, tunjangan
setelah berhenti kerja, absensi dengan imbalan, dan bonus. Perusahaan biasanya memotong gaji karyawan untuk beberapa pos seperti pajak
penghasilan, premi asuransi, tabungan karyawan dan iuran serikat pekerja.
Berbagai macam bentuk potongan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Untuk pajak
penghasilan perusahaan
*) Tulisan tersebut merupakan hasil Resume Buku Akuntansi Intermediate, Kieso and Weagant, 1995, Bhinarupa Akhsara.
Dirangkum Oleh Sandhi Idhar Rosydi
0 komentar:
Posting Komentar