Dinamika menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan entitas dalam melakukan aktivitas operasionalnya. Yang didalamnya terdapat perubahan-perubahan yang terkadang menjadikan sisi positif dari perusahaan tersebut, tetapi tidak jarang terkadang menimbulkan konflik tersendiri. Perjalanan entitas selalu berkaitan dengan manusia yang melakukan pengorbanan terhadap waktu, tenaga dan fikiran untuk tujuan entitas. Oleh karena itu kompensasi menjadi bagian dari balas jasa perusahaan terhadap karyawannya.
Dengan demikian tak salah apabila kita sebut sebagai transaksional antara pemberi kerja dan pekerja itu sendiri. Pemberi kerja memberikan kompensasi atas pekerjaan yang diberikan oleh pekerja. Namun demikan kata transaksional menjadi sensitive dikalangan pekerja, Seolah kata ini selalu bernuansa negatif dalam semua permasalahan, yang pada kenyataanya tidak demikian. Dalam dunia bisnis ataupun pemerintahan ini kita biasa bergelut dengan istilah ini, yang pada intinya transaksional ini tidak harus berkonotasi negatif.
Imbalan atau gaji merupakan salah satu bentuk kompensasi dari pengorbanan yang dilakukan. Terkadang gaji menjadi hal penting berkaitan dengan kepuasan dalam pekerjaan yang kita lakukan. Namun demikian tidak menjadi jaminan dengan tingginya gaji maka akan menjadikan kepuasan dalam pekerjaan yang dilakukan. Ada faktor koheren lainnya selain gaji yang menjadikan bagian dari kepuasan kerja itu sediri.
Organisasi selalu berkaitan dengan tenaga kerja, penyampaian tujuan dan pembagian tugas. Di dalam realitas tak jarang dijumpai kesenjangan dalam pekerjaan yang dilakukan. Terkadang orang memperoleh pekerjaan yang lebih banyak dari orang lain, dengan kompensasi yang didapatkan sama. Maka dengan demikian tak ajarang akan menimbukan konflik tersendiri antar sumberdaya manusia yang ada di dalam entitas.
Menciptakan karyawan yang kompetitif menjadi hal penting dari perusahaan. Hal ini berkait dengan kemampuan perusahaan dalam persaingannya dengan perusahaan global. Untuk itu perlu melakukan mengkajian terhadap permasalahan sumberdaya manusia suatu perusahaan. Hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam mengelola sumber daya manusia adalah motivasi karyawan dalam bekerja. Menurut Maslow tingkat kebutuhan manusia dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kepemilikan social
4. Penghargaan diri
5. Aktualisasi diri
Pada dasarnya setiap entitas baik entitas public maupun bukan berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Namun demikian tidak semua entitas mampu dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tersebut. Kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi adalah kebutuhan fisiologis kebutuhan ini terkait dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok dari pekerja. Setelah kebutuhan fisiologis ini dapat dipenuhi maka kebutuhan yang lain yang akan dipenuhi yaitu kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Pada permasalahanya pekerja tidak hanya membutuhkan insentif berupa gaji atau imbalan yang lainnya, tetapi juga perlu memperhatikan kebutuhan yang lainnya.
a. Pemberian Kompensasi Pekerjaan yang proposional
Kompensasi merupakan suatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa kepada perusahaan (Manajemen Sumber Daya Manusia, Rivai: 741). Kompensasi diperlukan bagi entitas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi, disisi lain kopensasi diperlukan bagi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Rivai terdapat beberapa fungsi dari kompensasi adalah sebagai berikut:
1) Memperoleh SDM yang berkualitas
Kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan kepada untuk memberikan daya tarik kepada para pelamar. Tingkat pembayaran harus reponsif terhadap penawaran dan permintaan pasar kerja karena para pengusaha kompetitif dalam mendapatkan karyawan yang diharapkan.
2) Mempertahankan Karyawan yang ada
3) Menjamin Keadilan
Menajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan internal dan eksternal dapat terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa pembayaran dikaitkan dengan nilai relative sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan yang sama dibayar dengan besaran yang sama.
Kompensasi menjadi bagian penting bagi perusahaan agar dapat mempertahankan keberlangsungan hidup dari entitas.
b. Menerapkan Organisasi Transformasl dan transaksional
Model kepemimpinan transaksional dan transformal terkait dengan teori hirarki Maslow. Kepemimpinan transaksional akan lebih menarik bagi bawahan yang berada pada tingkat kebutuhan rendah dimana kepemimpinan ini mengejar manfaat dari transasksi ekonomik bawahan. Yiatu dengan memenuhi kebutuhan materi dan psiskis. Sebaliknya kepemimpinan transforasional akan lebih menarik bagi bawahan yang berada pada tingkat kebutuhan tinggi. Hal ini dikarenakan pemimpin model seperti ini telah mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dari karyawan bawahannya tetapi berusaha untuk meyakinkan dan membangkitkan bawahanya pada tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dengan cara memperlakukan bawahanya secara utuh.
Kepemimpinan transformasional tidak boleh dipandang sebagai pendekatan yang berlawanan dalam penyeleisaian pekerjaan karena kepemimpinan transformasional dibanguan di atas puncak kepemimpinan transaksional. Dimana kepemimpinan transformasional menghasilkan tingkat upaya dan kinerja bawahannya lebih tinggi dari pada kepemimpinan transaksional.
Praktik manajemen sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dengan kompensasi atau ibalan atas jasa yang diberikan karyawan. Namun kepuasan kerja tidak hanya dihasilkan dari pemenuhan kebutuhan fisiologis saja. Terdapat kebutuhan yang yang lain yang harus dipenuhi dalam memenuhi kepuasan dalam bekerja seperti kebutuhan rasa aman, kepemilikan social, penghargaan diri, dan aktualisasi diri (Maslow).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar