6.12.2012

Kewajiban Lancar




Kewajiban didefinisikan sebagai kemungkinan pengorbanan masa depan dari manfaat ekonomi yang timbul dari kewajiban sekarang dari kesatuan tertentu utnuk mentransfer aktiva atau jasa produktif tertentu ke kesatuan yang lain dimasa depan sebagai hasil dari tansaksi atau kejadian masa lalu (Kieso;140).
Dengan demikian kewajiban memiliki karakteristik sebagai berikut;
  1. Merupakan kewajiban sekarang yang diikuti dengan penyelesaian melalui kemungkinan transfer masa depan atau penggunaan kas, barang atau jasa
  2. Harus memunyai kewajiban yang tidak dapat dihindarkan
  3. Transaksi atau kejadian lain yang menimbulkan kewajiban itu harus telah terjadi.

Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi dua katagori utama yaitu kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar. Banyak para ahli atau praktisi memisahkan kewajiban jangka panjang dengan kewajiban jangka pendek menggunakan periode akuntansi. Namun tidak banyak ahli yang  menggunakan pemisahan ini menggunakan siklus operasi perusahaan. Akan menjadi analisis tersendiri apabila kita memandang siklus akuntansi ini hal ini dikarenakan siklus operasi perusahaan berbagai macam bentuknya. Terdapat siklus operasi yang digunakan perusahaan berjangka pendek mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan, atau lebih dari satu tahun. Permasalahan akan muncul apabila perusahaan memiliki siklus operasi yang melebihi batas periode akuntansi yaitu satu tahun, diperlukan analisis lebih mendalam terhadap akun utang jangka pendek dengan utang jangka panjang.

Definisi konseptual:
Baik aset maupun liabilitas atau hutang diklasifikasikan berdasarkan umurnya baik untuk likuiditasnya maupun solvabilitasnya. Kewajiban atau aset jangka panjang atau jangka pendek diklasifikasikan berdasarkan umur dari aset atau hutang tersebut. Pengklasifikasikan berdasarkan likuditas untuk aset dan tanggal jatuh tempo dari hutang tersebut, diklasifikasikan berdasarkan mana yang lebih panjang antara periode akuntansi dalam menyusun laporan keuangan atau siklus operasi perusahaan, yang digunakan adalah mana yang lebih panjang dari keduanya. Siklus operasi adalah periode waktu yang berlalu antara akuisisi barang dan jasa yang terlibat dalam proses pabrikasi dan realisasi kas akhir dar penjualan atau penagihan berikutnya.
Dengan demikian kewajiban lancar dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban yang likuidasinya dapat diperkirakan dengan layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang jatuh tempo dalam waktu siklus operasi atau kurang dari satu tahun mana yag lebh lama. Sedangkan aktiva lancar adalah kas atau aktiva lain yang dapat diperkirakan layak untuk dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam operasi di dalam siklus operasi atau dalam waktu satu tahun mana yang lebih lama (Kieso;141).

Penilaian Kewajiban Lancar
Secara teoritis kewajiban harus dinilai berdasarkan dilai sekarang dari pengeluaran kas masa depan yang diperlukan untuk melikuidasikannya. Tetapi dalam prakteknya kewajiban biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan penuh pada nilai jatuh temponya.
Klasifikasi Kewajiban Lancar
Kewajiban merupakan kemungkian pengorbanan masa depan yang timbul dari kewajiban yang diakibatkan dari transaksi masa lalu. Akibat kemungkinan akan masa yang akan datang maka kewajiban perusahaan ada yang dapat dipastikan atau ditentukan jumlahnya namun ada yang tidak dapat ditentukan jumlahnya atau dapat dikatakan kewajiban kontejensi.
Kewajiban Lancar yang Dapat Ditentukan
Kewajiban lancar yang dapat ditentukan dalam katagori ini adalah kewajiban yang dapat diukur secara tepat jumlah kas yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban dan tanggal pembayaran atau pemenuhan yang telah pasti. Kewajiban dapat ditentukan berbeda dengan kewajiban kontijensi kewajiban dapat ditentukan merupakan kewajiban yang kenyataan kewajiban tersebut telah terjadi dan jumlahnya dapat ditentukan sedangkan kewajiban kontijensi masih belum dapat ditentukan.
Adapun beberapa hutang yang dapat ditentukan adalah sebagai berikut;
-         Hutang dagang
Hutang dagang (account payable or trade account payable) merupakan saldo yang terutang kepada pihak lain untuk barangbarang, perlengkapan, dan jasa-jasa yang dibeli secara kredit (Kieso;143). Hutang dagang timbul karena kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau akuisisi hak aktiva dan pembayaran untuknya. Periode pelunasan kredit ini biasanya ditemukan dalam persyaratan penjualan  misalnya 2/10, n/30 atau 1/10, EOM).

-         Wesel bayar
Kewajiban dalam bentuk janji tertulis yang diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar lainnya adalah wesel dagang, wesel pinjaman jangka pendek, dan bagian dari wesel jangka panjang yang jatuh tempo dalam jangka pendek.

Wesel dagang (Trade Notes Payable)
Wesel dagang (trade notes payable) merupakan jumlah nominal yang belum dibayarkan dari promes/janji hutang kepada pemasok barang, jasa atau peralatan. Dalam beberapa industri dan golongan pelanggan tertentu promes diisyaratkan  sebagai bagian transaksi sebagai ganti perluasan kredit normal atau kredit lesan. Biasanya baik tanggal jatuh tempo maupunjumlah pengeluaran diperlukan untuk memnuhi promes itu termuat didalam wesel tersebut. Untuk perhitungan biasa yang digunakan adalah perhitungan jika wesel tersebut berbunga.

Wesel Pinjaman Jangka Pendek
Wesel pinjaman jangka pendek kepada bank atau perusahaan merupakan kewajiban lancar dan umumnya terjadi akibat pinjaman secara tunai. Apabila wesel tersebut merupakan wesel berbunga maka perusahaan wajib untuk mencatat dan melaporkan dalamm laporan keuangan setiap hutang bunga yang harus dibayarkan dan mencatat wesel bayar tersebut sebagai kewajiban pada nilai nominalnya (jumlah pokoknya).
  
Bagian dari hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo
Bagian dari obligasi, wesel hipotik, dan hutang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam tahun fiskal berikut dilaporkan dalam kewajiban lancar. Apabila hanya sebagian dari hutang jangka panjang itu harus dibayarkan dalam waktu kurang dari satu tahun seperti halnya obligasi berseri yang akan ditarik melalui serangkaian angsuran tahunan, bagian dari hutang jangka panjang yang dilaporkan sebagai kewajiban lancar, sedangkan untuk saldo sisa dari hutang jangka panjang merupakan bagian dari hutang jangka panjang.
Bagaian dari hutang jangka panjang yang merupajan bagian dari periode berjalan tidak dapat dilaporkan sebagai hutang lancar dikarenakan tiga hal pertama kewajiban tersebut akan dilunasi dengan aktiva yang akan diakumulasikan untuk tujuan yang secara layak tidak diperlihatkan sebagai bagian dari aktiva lancar, kedua kewajiban jangka panjang yang menjadi kewajiban jangka pendek akan didanakan kembali atau dilunasi dengan menerbitkan utang baru, yang ketiga bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode berjalan akan dikonversi menjadi modal saham.

-         Kewajiban jangka pendek yang diperkirakan didanakan kembali
Kewajiban Jangka pendek adalah hutang yang dijadwalkan akan jatuh tempo dalam jangka waktu setahun sesedah tanggal neraca perusahaan atau dalam siklus operasi perusahaan mana yang lebih panjang. Ada kemungkinan utang jangka pendek yang dimiliki perusahaan akan didanakan kembali baik dengan bentuk menerbitkan utang dengan periode yang lebih lama atau menerbitkan utang untuk periode akuntansi.
Kewajiban jangka pendek yang diperkirakan didanakan kembali menjadikan permasalahan tersendiri hal ini berkaitan dengan masalah klasifikasi dari akun kewajiban ini apakah kewajiban ini diakui sebagai kewajiban jangka pendek ataukah diakui sebagai kewajiban jangka panjang. Terhadap permasalahan ini profesi menetapkan kriteria otoritatif untuk menentukan situasi-situasi dimana kewajiban jangka panjang dapat secara layak dikeluarkan dari kewajiban lancar. Perusahaan disyaratkan untuk mengeluarkan kewajiban jangka panjang dari kewajiban lancar jika dua kondisi dibawah ini dapat terpenuhi;
a.       Perusahaan harus bermaksud mendanakan kembali kewajiban tersebut atas dasar kewajiban jangka panjang
b.      Perusahaan harus memperlihatkan kemampuan untuk mengadakan pendanaan kembali tersebut.
Perusahaan bermaksud mendanakan kembali atas dasar jangka panjang berarti perusahaan bermaksud mendanakan kembali kewajiban jangka panjang itu sedemikian rupa sehingga penggunaan modal kerja tidak diperlukan lagi pada tahun fiskal atau dalam waktu siklus operasi. Kemampuan untuk mengadakan pendanaan kembali dapat diperlihatkan dengan;
a.       Benar-benar mendanakan kembali kewajiban jangka pendek dengan menerbitkan kewajiban jangka panjang atau sekuritas ekuitas sesudah tanggal neraca tetapi sebelum neraca diterbitkan.
b.      Mengadakan perjanjian pendanaan yang secara jelas memungkinkan perusahaan mendanakan kembali hutang itu atas dasar jangka panjang pada syarat-syarat yang siap dapat ditentukan.
Apabila perusahaan melakukan pendanaan kembali atas utang jangka pendek menjadi utang jangka panjang maka perusahaan melakukan reklasifikasi akun hutang jangka pendek menjadi hutang jangka panjang.
Dalam melakukan pendanaan kembali hutang atas hutang jangka pendek menjadi hutang jangka panjang perusahaan harus mempertimbangkan kondisis berikut ini;
a.       Pernjanjian tersebut tidak dapat dibatalkan bagi setiap pihak dan harus melebihi siklus operasi normal perusahaan atau satu tahun mana yang lebih panjang
b.      Pada tanggal neraca dan pada tanggal penerbitan, perusahaan harus dalam keadaan tidak melanggar perjanjian
c.       Pemberi pinjaman atau investor diperkirakan secara financial mampu memenuhi perjanjian.
Perusahaan perlu mengungkapan atas pendanaan kembali hutang jangka pendek menjadi hutang jangka panjang dalam catatan atas laporan keuangan. Adapun hal yang perlu diungkap adalah sebagai berikut;
a.       Penjelasan umum mengenai perjanjian pendanaan
b.      Persyaratan dari kewajiban baru yang akan terjadi dan yang baru terjadi
c.       Persyaratan dari setiap ekuitas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan.

-         Hutang deviden
Hutang deviden tunai adalah jumlah terutang oleh sebuah perseroan kepada para pemegang sahamnya sebagai hasil dari otorisasi dewan komisaris. Pada tanggal pengumuman deviden perusahaan memikul kewajiban menempatkan pemegang saham menjadi kreditur sejumlah deviden yang telah diumumkan.

-         Deposito yang dapat dikembalikan
Kewajiban lancar suatu perusahaan mencakup deposito kas yang dapat dikembalikan yang diterima dari pelanggan dan karyawan. Deposito dapat diterima pelanggan untuk menjamin pelaksanaan kerja suatu kontrak atau jasa atau sebagai jaminan untuk menutup pembayaran kewajiban masa depan yang diperkirakan. Sebagai contoh untuk pemasangan telefon biasanya pelanggan membayar sejumlah deposit uang untuk jaminan untuk pemasangan biaya telepon.

-         Kewajiban pada penjualan dimuka tiket, kupon dan sertifikat
Banyak perusahaan melakukan promosi dengan memberikan jaminan setelah tanggal pembelian. Transaksi ini berbentuk kupon, tiket, ataupun sertifikat. Dengan adanya promosi maka akan menimbulkan dapak pada perusahaan, dampak ini meliputi dampak kewajiban jangka pendek yang mungkin terjadi pada perusahaan. Penjualan tiket, kupom dan sertifikat ini dicatat dengan mendebet perkiraa pendapatan ditangguhkan atau pendapatan diterima dimuka. Neraca atau posisi keuangan harus menunjukan kondisi yang sebenarnya dari perusahaan, laporan laba rugi juga harus menunjukan hasil operasi perusahaan. Pada saat klaim akan kewajiban tersebut perusahaan mendebet kewajiban dengan pendapatan yang ditangguhkan atau pendapatan dikreditkan dengan mengkreditkan pendapatan dan biaya atas promosi yang ditentukan.

-         Pajak penjualan
Pajak penjualan atas pengalihan kekayaan pribadi yang berwujud dan atas jasa-jasa tertentu harus ditagih dari pelanggan dan diserahkan kepada pemerintah. Atas penerimaan tersebut terdapat perkiraan kewajiban untuk pajak yang ditagih kepada pelanggan namun belum disetor. Adapun pencatatan sebagai berikut
Kas atau piutang dagang                                               Rp xxx,-
            Penjualan                                                                                  Rp xxx,-
            Uang Muka Pajak Pertabahan Nilai (PPN)                               Rp xxx,-
(Jurnal untuk mencatat penjualan dengan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai)
Namun tidak semua perusahaan menyajikan bersih sejumlah penjualan yang dimiliki. Banyak perusahaan melakukan metode kotor dalam menyajikan penjualan yang didalamnya terdapat pajak penghasilan. Untuk perusahaan yang menyajikan dalam metode kotor maka perusahaan mencatat sejumlah pajak penghasilan dengan mendebet penjualan yang dilakukan.
Penjualan                                                                      Rp xxx,-
            Uang Muka Pajak Pertabahan Nilai (PPN)                               Rp xxx,-
(Jurnal untuk mencatat penjualan dengan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai)

-         Pajak kekayaan (Pajak Bumi dan Bangunan)
Pemerintah menerapkan kewajiban pajak kepada penduduk melalui pajak bumi dan bangunan, perusahaan menyikapi hal ini dengan melakukan pencatatan terhadap kewajiban pajak bumi dan bangunan ini. Adapun jurnal yang mungkin terjadi mencatat transaksi pajak bumi dan bangunan adalah sebagai berikut;
Beban Pajak Bumi dan Bangunan                                              Rp xxx,-
            Utang Pajak Bumi dan Bangunan                                              Rp xxx,-
(Jurnal untuk mencatat pajak bumi dan bangunan yang terhutang)

Utang Pajak Bumi dan Bangunan                                              Rp xxx,-
Utang Pajak Bumi dan Bangunan di Bayar dimuka                     Rp xxx,-
            Kas                                                                                          Rp xxx,-
(Jurnal untuk mencatat pembayaran pajak bumi dan bangunan yang terhutang dan pembayaran pajak dimuka)

Beban Pajak Bumi dan Bangunan                                              Rp xxx,-
            Pajak Bumi dan Bangunan di bayar dimuka                               Rp xxx,-
(Jurnal untuk mencatat beban pajak bumi dan bangunan)

-         Hutang pajak penghasilan
Kewajiban atas pajak penghasilan timbul karena perusahaan memiliki penghasilan yang dikenakan pajak oleh pemerintah. Besaran tarif pajak satu dengan negara lain berbeda-beda.

-         Kewajiban yang bertalian dengan karyawan
Jumlah-jumlah yang terhutang kepada karyawan untuk gaji dan upah pada akhir periode akuntansi dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Selain masalah gaji pos-pos berikut yang berkaitan dengan kompensasi karyawan seringkali dilaporkan sebagai kewajiban lancar adalah sebagai berikut 
pemotongan gaji, tunjangan setelah berhenti kerja, absensi dengan imbalan, dan bonus. Perusahaan biasanya memotong gaji karyawan untuk beberapa pos seperti pajak penghasilan, premi asuransi, tabungan karyawan dan iuran serikat pekerja. Berbagai macam bentuk potongan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Untuk pajak penghasilan perusahaan


*) Tulisan tersebut merupakan hasil Resume Buku Akuntansi Intermediate, Kieso and Weagant, 1995, Bhinarupa Akhsara.
Dirangkum Oleh Sandhi Idhar Rosydi

0 komentar: