6.05.2012

Kecerdasan Emosional



  1. Konsepsi kecerdasan emosional
Menurut hali mereka pada umumnya sepakat bahwa IQ hanya mendukung sekitar 20 persen dari faktor-faktor yang menentukan suatu keberhasilan, sedangkan 80 persen lainnya adalah berasal dari kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Sebelum membahas lebih jauh tentang kecerdasan emosioanl perlu dibahas mengenai emosi itu sendiri. Emosi didefinisikan sebagai setiap kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan, nafsu, dan setiap keadaan yang hebat dan meluap-luap. Beberapa ahli menggolongkan emosi menjadi beberapa hal sebagai berikut:
a.       Amarah
b.      Kesedihan
c.       Rasa takut
d.      Kenikmatan
e.       Cinta
f.        Terkejut
g.       Jengkel
h.       Malu
Dalam perkembangan manusia kecerdasan intelektual nampak terjadi dalam hidup manusia. Kecerdasan sangat populer di masyarakat, dengan kecerdasan ini seseorang unggul didalam akademik yang dimiki. Namun dalam masyarakat terjadi distorsi atas korelasi tingginya kecerdasan intelektual dengan kesuksesan. Orang masih menghitung berapa jumlah kecerdasan intelektual yang dimiliki, namun bukanlah kecerdasan intelektual yang terpenting. Pertanyaannya adalah kemana kita harus berpaling mencermati perkembangan dimensi kecerdasan emosional. Dalam konteks perkembangan falsafah agama dan peradaban yang sedang berkembang di Indonesia dan dunia saat ini.  

  1. Membangun kembali dinding dalam diri
Tidak ada sukses tanpa mengalami kegagalan dan perjuangan. Ciri orang gagal adalah selalu berhenti apabila menghadapi hambatan dalam hidupnya, sedangkan orang sukses adalah tidak berhenti pada saat ia belum berhasil. Stolta dengan dasar teori Adversity Qoutiet membedakan manusia menjadi tiga yaitu Quiter, Camper, climber. Kegagalan harus diterima sebagai upaya pembelajaran yang membuat kita menemukan suatu pemikiran, penyempurnaan, metode, dan tujuan yang lebih jelas. Kegagalan akan menghapus kebiasaan buruk, menghancurkan kesombongan, dan akan meningkatkan kecerdasan emosi anda melalui sikap terbuka dan persistent (Keras hati dan gigih) dan merupakan ujian/cobaan akan menghasilkan mental yang menbaja (tangguh). Kegagalan sendiri terbagi menjadi dua yang pertama kegagalan proses yang disebabkan oleh ilmu pengetahuan kita yang terbatas da akibat kesalahan teknis yang kita buat, yang kedua kegagalan suara hati adalah suatu hal yang paling berbahaya dan sangat mematikan, karena akibatnya tidak ada pendorong yang akan menjadikan kita bangkit kembali.
Kecerdasan emosional berperan dalam menjaga integritas kepemimpinan dari seseorang dan menjadikan pribadi yang unggul. Integritas dari seseorang dapat diketahui dengan ciri-ciri seseorang yang berfikir serba sistem, efektif dan efisien dalam menggunakan energi pribadi, dan mampu memecahkan masalah.

  1. Strategi kecerdasan emosional dalam rangka konsesus dan konflik
Dinamika dalam kehidupan menjadikan kita menyikapi permasalahan dengan berbeda-beda, terlebih dengan situasi emosi yang berbeda-beda pula. Terdapat lima langkah strategi dalam menghadapi persoalan pengelolaan serta pengendalian diri sebagai berikut:
a.       Santai atau rileks
Ketika menghadapi permasalahan yang mengganggu adalah penting untuk mengenali bahwa dalam menghadapi stress tubuh menghadapinya dengan  tanggapan yang emosional. Ketika menghapi permasalahan yang demikian hal yang dilakukan adalah menenangkan diri atau santai dan rileks menhadapi permasalahan.
b.      Kenali emosi anda
Banyak diantara kita yang tidak mengenali emosi diri sebagai seorang pejabat publik. Salah satu cara kita untuk mengelola diri mengenal emosi adalah dengan tidak mengenali alasan yang mendasari mengapa seperti itu.
c.       Mengendalikan diri
Pengendalian diri manusia merupakan perpaduan antara watak dan paradigma. Watak diwakili oleh prinsip dan nilai yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan paradigma adalah cara pandang kita terhadap sesuatu hal. Kematangan seseorang dalam mengendalikan diri ditentukan sejauh mana dia mempunyai papradigma yang luas dan watak yang baik.
d.      Bersikaplah sungguh-sungguh
Kesabaran dan kesungguh-sungguhan dalam memutuskan permasalahan yang emosional adalah penting, terlebih menentukan apa yang akan kita lakukan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Begitu sering kita menghadapi dilema dalam menghadapi masalah apakah kita melanjutkan atau kita meperhentikan atas permasalahan yang kita hadapi. Sering kita berfikir secara linear terhadap permasalahan yang ada.
e.       Merasa positif
Saat kita menghadapi permasalahan seseorang atau sesuatu yang menjadi masalah kadang kita melakukan dengan cara yang negatif atau menakutkan. Dalam memecahkan dilema yang kita perlukan adalah memandang positif permasalahan, melakukan dengan keyakinan bahwa setiap permaslahan dapat kita selesaikan dengan baik, kita menyelesaikan masalah dengan penuh semangat, sikap juang yang tinggi. Dengan demikian kita dapat membangun falsafah diri tentang siapa diri kita, kemampuan kita, sehingga kita dapat melakukan sesutu dengan penuh keyakinan.

Permasalahan dalam dinamika kehidupan silih berganti satu dengan lainnya. Untuk itu diperlukan pengorganisasian dalam menyelesaikan masalah tersebut, adapun cara mengelola diri terdapat alat pengorganisasian yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.       Intuisi
Inti kebijaksanaan dan penglihatan ada dalam diri kita sendiri.  Pergolakan batin menjadikan kita memilih tentang apa yang harus kita lakukan, tetang keputusan apa yang akan kita ambil dalam menyelesaikan masalah.  Dengarkanlah suara hati dalam mengambil keputusan, suara batin yang anda dengar meruapakan saran yang baik yang diberikan kepada orang lain atau diri kita sendiri.
b.    &nbrp; Logika dan analisa
Logika dan analisa adalah kemampuan meliat gambaran masalah secara keseluruhan, menguraikan menjadi bagian-bagian  dan dari sana kita menyelesaikan masalah. Seringkali kita hanya memperhatikan sedikit informasi dalam menyelesaikan masalah yang sebenarnya cukup luas. Dalam menyelesaikan masalah kita perlu mengembangkan logika dan analisa tajam kita. Adapun proses yang kita lakukan adalah peratama melihat rangkaian peristiwa yang terjadi, dengan melihat rangkaian peristiwa yang terjadi seseoran dapat memposisikan permasalahan yang dihadapi seseorang, dan perkiraan peristiwa apa yang akan dihadapi, langkah yang kedua yang dilakukan adalah saat data yang dimiliki mulai banyak, maka kita perlu memisahkan mana data yang perlu digunakan dan data yang tidak bisa digunakan.  Yang ketiga adalah memahami iklim dan lingkungannya, dengan begitu informasi dikelompokan dan disusun adalah penting mengetahui latar belakang yang menjadi bagian dari permasalahan sehingga dapat dilakukan mengambilan keputusan dengan latar belakang yang ada.
c.       Imajinasi dan kreativitas
Imajinasi dan kreativitas maupun iovasi memberi jalan kita untuk mencari jalan yang lebih baik dalam memecahkan suatu masalah atau membangun kehidupan yang lebih baik bagi dirinya sendiri atau dari orang lain.
d.      Emosi
Emosi ini merujuk pada perasaan dan pemikiran khusunya keadaan psikologis dan biologi dan serangkaian kecenderungan dalam bertindak. Semua ini merupakan tanggapan sadar dalam bertindak. Emosi dapat menjadikan pengingat kita bahwa kita merupakan bagian dari alam semesta ini.

Dampak kepribadian terhadap kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh pada Gaya belajar pribadi, Aplikasi gaya belajar dan kecerdasan emosi, kepemimpinan diri. Dengan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing individu memungkinkan memiliki gaya belajar yang berbeda. Hal ini dikarenakan permasalahan dan kepribadian dalam menyelesaikan adalan juga berbeda satu dengan lainnya. Selain itu pribadi juga dihadapkan pada pradigma yang berbeda-beda dan pengkondisian yang berbeda-beda pula dalam setiap masalah yang dihadapi. Dengan pengkondisian yang berbeda dan sikap yang berbeda ini menmunculkan kepemimpinan diri dalam setiap masalah yang dihadapi. Dengan adanya kepemimpinan ini maka seseorang akan mengelola diri semakin baik pula. 

0 komentar: