- Konsepsi
kecerdasan emosional
Menurut hali mereka pada umumnya sepakat bahwa IQ
hanya mendukung sekitar 20 persen dari faktor-faktor yang menentukan suatu
keberhasilan, sedangkan 80 persen lainnya adalah berasal dari kecerdasan
emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara
efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi,
koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Sebelum membahas lebih jauh tentang
kecerdasan emosioanl perlu dibahas mengenai emosi itu sendiri. Emosi
didefinisikan sebagai setiap kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan, nafsu,
dan setiap keadaan yang hebat dan meluap-luap. Beberapa ahli menggolongkan
emosi menjadi beberapa hal sebagai berikut:
a. Amarah
b. Kesedihan
c. Rasa takut
d. Kenikmatan
e. Cinta
f.
Terkejut
g. Jengkel
h. Malu
Dalam perkembangan manusia kecerdasan intelektual
nampak terjadi dalam hidup manusia. Kecerdasan sangat populer di masyarakat,
dengan kecerdasan ini seseorang unggul didalam akademik yang dimiki. Namun
dalam masyarakat terjadi distorsi atas korelasi tingginya kecerdasan
intelektual dengan kesuksesan. Orang masih menghitung berapa jumlah kecerdasan
intelektual yang dimiliki, namun bukanlah kecerdasan intelektual yang
terpenting. Pertanyaannya adalah kemana kita harus berpaling mencermati
perkembangan dimensi kecerdasan emosional. Dalam konteks perkembangan falsafah
agama dan peradaban yang sedang berkembang di Indonesia dan dunia saat ini.
- Membangun kembali dinding dalam diri
Tidak ada sukses tanpa mengalami kegagalan dan
perjuangan. Ciri orang gagal adalah selalu berhenti apabila menghadapi hambatan
dalam hidupnya, sedangkan orang sukses adalah tidak berhenti pada saat ia belum
berhasil. Stolta dengan dasar teori Adversity
Qoutiet membedakan manusia menjadi tiga yaitu Quiter, Camper, climber. Kegagalan harus diterima sebagai upaya
pembelajaran yang membuat kita menemukan suatu pemikiran, penyempurnaan,
metode, dan tujuan yang lebih jelas. Kegagalan akan menghapus kebiasaan buruk,
menghancurkan kesombongan, dan akan meningkatkan kecerdasan emosi anda melalui
sikap terbuka dan persistent (Keras
hati dan gigih) dan merupakan ujian/cobaan akan menghasilkan mental yang
menbaja (tangguh). Kegagalan sendiri terbagi menjadi dua yang pertama kegagalan
proses yang disebabkan oleh ilmu pengetahuan kita yang terbatas da akibat
kesalahan teknis yang kita buat, yang kedua kegagalan suara hati adalah suatu
hal yang paling berbahaya dan sangat mematikan, karena akibatnya tidak ada
pendorong yang akan menjadikan kita bangkit kembali.
Kecerdasan emosional berperan dalam menjaga
integritas kepemimpinan dari seseorang dan menjadikan pribadi yang unggul. Integritas
dari seseorang dapat diketahui dengan ciri-ciri seseorang yang berfikir serba
sistem, efektif dan efisien dalam menggunakan energi pribadi, dan mampu
memecahkan masalah.
- Strategi kecerdasan emosional dalam
rangka konsesus dan konflik
Dinamika dalam kehidupan menjadikan kita menyikapi
permasalahan dengan berbeda-beda, terlebih dengan situasi emosi yang
berbeda-beda pula. Terdapat lima langkah strategi dalam menghadapi persoalan
pengelolaan serta pengendalian diri sebagai berikut:
a. Santai atau rileks
Ketika menghadapi permasalahan yang mengganggu
adalah penting untuk mengenali bahwa dalam menghadapi stress tubuh
menghadapinya dengan tanggapan yang
emosional. Ketika menghapi permasalahan yang demikian hal yang dilakukan adalah
menenangkan diri atau santai dan rileks menhadapi permasalahan.
b. Kenali emosi anda
Banyak diantara kita yang tidak mengenali emosi
diri sebagai seorang pejabat publik. Salah satu cara kita untuk mengelola diri
mengenal emosi adalah dengan tidak mengenali alasan yang mendasari mengapa
seperti itu.
c. Mengendalikan diri
Pengendalian diri manusia merupakan perpaduan
antara watak dan paradigma. Watak diwakili oleh prinsip dan nilai yang dimiliki
oleh seseorang, sedangkan paradigma adalah cara pandang kita terhadap sesuatu
hal. Kematangan seseorang dalam mengendalikan diri ditentukan sejauh mana dia
mempunyai papradigma yang luas dan watak yang baik.
d. Bersikaplah sungguh-sungguh
Kesabaran dan kesungguh-sungguhan dalam memutuskan
permasalahan yang emosional adalah penting, terlebih menentukan apa yang akan
kita lakukan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Begitu sering kita
menghadapi dilema dalam menghadapi masalah apakah kita melanjutkan atau kita
meperhentikan atas permasalahan yang kita hadapi. Sering kita berfikir secara
linear terhadap permasalahan yang ada.
e. Merasa positif
Saat kita menghadapi permasalahan seseorang atau
sesuatu yang menjadi masalah kadang kita melakukan dengan cara yang negatif
atau menakutkan. Dalam memecahkan dilema yang kita perlukan adalah memandang
positif permasalahan, melakukan dengan keyakinan bahwa setiap permaslahan dapat
kita selesaikan dengan baik, kita menyelesaikan masalah dengan penuh semangat,
sikap juang yang tinggi. Dengan demikian kita dapat membangun falsafah diri
tentang siapa diri kita, kemampuan kita, sehingga kita dapat melakukan sesutu
dengan penuh keyakinan.
Permasalahan dalam dinamika kehidupan silih
berganti satu dengan lainnya. Untuk itu diperlukan pengorganisasian dalam
menyelesaikan masalah tersebut, adapun cara mengelola diri terdapat alat
pengorganisasian yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Intuisi
Inti kebijaksanaan dan penglihatan ada dalam diri
kita sendiri. Pergolakan batin
menjadikan kita memilih tentang apa yang harus kita lakukan, tetang keputusan
apa yang akan kita ambil dalam menyelesaikan masalah. Dengarkanlah suara hati dalam mengambil
keputusan, suara batin yang anda dengar meruapakan saran yang baik yang
diberikan kepada orang lain atau diri kita sendiri.
b. &nbrp; Logika dan analisa
Logika dan analisa adalah kemampuan meliat
gambaran masalah secara keseluruhan, menguraikan menjadi bagian-bagian dan dari sana kita menyelesaikan masalah. Seringkali
kita hanya memperhatikan sedikit informasi dalam menyelesaikan masalah yang
sebenarnya cukup luas. Dalam menyelesaikan masalah kita perlu mengembangkan
logika dan analisa tajam kita. Adapun proses yang kita lakukan adalah peratama melihat rangkaian peristiwa yang
terjadi, dengan melihat rangkaian peristiwa yang terjadi seseoran dapat
memposisikan permasalahan yang dihadapi seseorang, dan perkiraan peristiwa apa
yang akan dihadapi, langkah yang kedua yang
dilakukan adalah saat data yang dimiliki mulai banyak, maka kita perlu
memisahkan mana data yang perlu digunakan dan data yang tidak bisa digunakan. Yang ketiga
adalah memahami iklim dan lingkungannya, dengan begitu informasi
dikelompokan dan disusun adalah penting mengetahui latar belakang yang menjadi
bagian dari permasalahan sehingga dapat dilakukan mengambilan keputusan dengan
latar belakang yang ada.
c. Imajinasi dan kreativitas
Imajinasi dan kreativitas maupun iovasi memberi
jalan kita untuk mencari jalan yang lebih baik dalam memecahkan suatu masalah
atau membangun kehidupan yang lebih baik bagi dirinya sendiri atau dari orang
lain.
d. Emosi
Emosi ini merujuk pada perasaan dan pemikiran
khusunya keadaan psikologis dan biologi dan serangkaian kecenderungan dalam
bertindak. Semua ini merupakan tanggapan sadar dalam bertindak. Emosi dapat
menjadikan pengingat kita bahwa kita merupakan bagian dari alam semesta ini.
Dampak kepribadian terhadap kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional yang dimiliki oleh seseorang
berpengaruh pada Gaya belajar pribadi, Aplikasi gaya belajar dan kecerdasan
emosi, kepemimpinan diri. Dengan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing
individu memungkinkan memiliki gaya belajar yang berbeda. Hal ini dikarenakan
permasalahan dan kepribadian dalam menyelesaikan adalan juga berbeda satu dengan
lainnya. Selain itu pribadi juga dihadapkan pada pradigma yang berbeda-beda dan
pengkondisian yang berbeda-beda pula dalam setiap masalah yang dihadapi. Dengan
pengkondisian yang berbeda dan sikap yang berbeda ini menmunculkan kepemimpinan
diri dalam setiap masalah yang dihadapi. Dengan adanya kepemimpinan ini maka
seseorang akan mengelola diri semakin baik pula.
0 komentar:
Posting Komentar